Tingkat Pengangguran Akibat Wabah Virus Corona

Pengangguran Akibat Wabah Virus Corona


News Mulia - Pandemi virus corona dengan cepat mendorong dunia ke dalam resesi ekonomi ketika negara-negara memerintahkan warganya untuk tetap di rumah dan membuat sejumlah restoran tutup. Pelemahan ekonomi berbagai negara di dunia pun sudah mulai muncul akibat virus ini, seperti di Amerika Utara dan Eropa.

Berdasarkan laporan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang diterbitkan Kamis lalu, menunjukkan ada 281.000 orang Amerika kehilangan pekerjaan. Angka itu naik 33% dari minggu sebelumnya dan merupakan kenaikan terbesar sejak 1992.

Tidak berhenti sampai di situ, Goldman Sachs memperkirakan akan ada 2,25 juta lagi orang AS yang akan kehilangan pekerjaan minggu ini.

Kepala Strategi Investasi Global Jeffrey Kleintop mengatakan tingkat pengangguran AS akan melonjak dari level terendah sepanjang sejarah, yaitu 3,5% hingga 9%.

"Angka pekerjaan mungkin jauh lebih buruk daripada yang dipikirkan investor," ujarnya dikutip dari CNN, Senin (23/3/2020).

Khawatir PHK besar-besaran terjadi di industri pariwisata dan perhotelan, pemerintah mengambil langkah. Inggris berjanji untuk membayar 80% dari upah, hingga £ 2.500 (US$ 2.895) per bulan, untuk karyawan yang tidak dapat bekerja karena dampak virus corona.

Ekonom Senior di Berenberg Bank, Kallum Pickering menilai tindakan semacam itu dapat menurunkan risiko pengangguran dan dapat mengembalikan ekonomi menjadi normal dengan cepat. Capital Economics percaya bahwa di Inggris Raya, pengangguran akan meningkat dari 4% menjadi hanya 6%, bukan 8% seperti yang sebelumnya ditakuti.

"Memberikan subsidi yang besar kepada perusahaan-perusahaan yang kekurangan uang tunai untuk mempertahankan staf mereka akan menurunkan risiko pengangguran selama resesi virus corona," katanya.

Baca Juga : Aktor Detri Warmanto Menantu Dari Tjahjo Kumolo Positif Virus Corona

Komentar